Rabu, 21 Agustus 2013
Tips Mengeplek Merpati Tinggian
Untuk bisa membuat merpati mampu menukik tajam maka kita harus membiasakan untuk mengeplek dengan cara yang benar. Hal ini untuk mengoptimalkan sudut turun atautunjem si jantan. Ada beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam ngepleki. Hal yang perlu diperhatikan adalah lokasi dan posisi dalam mengeplek. Lokasi atau tempat yang luas lapang tanpa banyak halangan akan memudahkan joki melihat si merpati. Kerugiannya bila merpati sudah telat benar di latih dan terlalu hafal rute maka jarak 500 m sudah melorot posisi jam 10. Kalaupun masih tinggi hanya akan menyisakan 15 m-20 m di atas kita itupun posisi arah jam 10.30 dengan kecepatan yang sudah tidak optimal. Lokasi yang ada penghalang misalnya pohon-pohon tinggi eksekusi ndadak atau posisi jam 12 atau jam 1 kemungkinan lebih besar. Kita hanya mempersiapkan kode suara untuk menarik perhatian merpati. Posisi adalah menempatkan si betina dalam posisi yang tepat. Posisi betina di tangan menjadi tahapan yang menentukan sebelum eksekusi. Jarak lepas merpati menjadi perhatian kita saat melakukan tips ini. Jarak lepas lebih dari 1,5 km biasanya merpati sudah tinggi. Sebaiknya gaburan/pejantan yang sudah mapan kita pasang sawangan/ sulingan/ erengan sebagai penanda dalam kita mengeplek. Ketika suara sawangan merpati sudah terdengar, siapkan betina keplek dalam genggaman tangan. Ketika sudah diatas kepala maksimal arah jam 11.30 kita sebaiknya sudah memberi teriakan untuk mendapatkan perhatian merpati jantan/gaburan. Ketika gaburan mulai turun awal posisi betina keplek di atas kepala tinggi-tinggi. Posisi dari betina keplek harus diturunkan secara bertahap menyesuaikan besutan/turunnya si pejantan. Semakin turun pejantan posisi betina keplek juga harus kita turunkan dari posisi atas kepala, sejajar pundak, sejajar perut sejajar lutut ataupun ke bawahnya lagi. Ada beberapa orang yang sengaja melepaskan betina keplek dari genggaman saat jarak turun pejantan tingginya 7m an, ini dilakukan dengan berbagai alasan. Ada yangberanggapan untuk membiasakan pejantan berani turun sampai tanah atau untuk menambah kecepatan jarak pendek sambil turun terakhir. Hal ini menurut kami sebaiknya dihindari karena dengan melepas betina keplek saat jarak seperti itu akan merusak mental pejantan. Selain merusak fokus pejantan dalam menentukan tenggelan/menabrakkan badan. Bila merpati yang bagus dan mentalnya baik dia akan nancap di atas betina atau menabrakkan ke betina keplek itu. Bila kurangberani minimal dia akan menabrakkan di tanah atau alas sekitar betina berada. Dari sini kita akan mengetahui merpati yang berani mbesut/tunjem thel dengan berani atau tidak. Merpati yang tidak berani nempel atau nancap di betina keplekan biasanya memiliki dasaran kurang berani. Mental yang kurang berani dari pejantan biasanya turunnya akan nggiwar atau terbang nyayap/ nyamping/miring- miring keluar arena saat dekat dengan betina keplek. Nggiwar juga bisa disebabkan templek yang kurang lengket atau templek sudah pudar. Merpati yang sudah hafal rute terutama jarak pendek biasanya akan turun saat arah jarum jam 10 dari kejauhan atau mlorot lebih dulu. Trik ketika terbang di arah 10 adalah dengan tidak menunjukan si betina terlebih dahulu dibelakang punggung. Eksekusikan langsung dengan mengeplek sejajar lutut kita. Batina keplek semakin mengepak cepat/ngitir sayapnya semakin baik untuk mengeplek. Hal ini akan menambah respon si pejantan. Tingkat kelengketan dengan pasangan sangat berpengaruh dalam pengeplekan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar